JAUHI VIRUSNYA JANGAN JAUHI ORANGNYA..

Ini merupakan kisah/pengalaman pribadi, ….. semoga menginpirasi.

Di tengah wabah COVID-19, muncul satu fenomena sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma sosial atau asosiasi negatif terhadap seseorang atau sekelompok orang yang mengalami gejala atau penderita positif Covid-19. Mereka diberikan label, didiskriminasi, diperlakukan berbeda, dan/atau mengalami pelecehan status karena terasosiasi dengan penyakit tersebut.


Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi COVID-19. Terlebih manusia cenderung takut pada sesuatu yang belum diketahui dan lebih mudah menghubungkan rasa takut pada hal tersebut. Inilah yang menyebabkan munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap orang yang dianggap mempunyai hubungan dengan virus ini.


Perasaan bingung, cemas dan takut yang kita rasakan dapat dipahami, tapi bukan berarti kita boleh berprasangka buruk pada penderita, keluarga, ataupun mereka yang tidak sakit tapi memiliki gejala yang mirip dengan COVID-19. Jika terus terpelihara di masyarakat, stigma sosial dapat membuat orang-orang menyembunyikan sakitnya supaya tidak didiskriminasi, mereka engan mencari bantuan kesehatan dengan segera, dan membuat mereka tidak menjalankan perilaku hidup yang sehat.


Informasi yang utuh soal penularan virus yang selama ini sering tidak sampai ke masyarakat sangat mempengaruhi stigma terhadap orang terkait Covid-19 baik itu OTG, ODP, PDP, pasien positif dan keluarga pasien. Informasi yang yang selama ini diterima masyarakat hanya fokus pada pertumbuhan kasus dan kurangnya informasi perihal penanganan Covid-19. Jangan memberikan beban tambahan dengan menjauhi, menolak, mendiskreditkan mereka dimasyarakat karena ini sangat menyakitkan, Jangan membicarakan mereka, berbisik-bisik dihadapan mereka sebagai penular penyakit. Menjauhkan atau mengejek keluarga mereka karena beranggapan sebagai penular penyakit.

Berikan apresiasi kepada orang (Masyarakat) yang telah jujur memeriksakan kondisi kesehatannya dan mari kita bersama-sama memperluas akses dukungan psikososial/kesehatan mental/kesehatan jiwa dengan cara memperbanyak informasi-informasi tentang pencegahan dan penanganan kesehatan mental di masa pandemi covid-19 ini.

Untuk Satgas dan Petugas Kesehatan sampaikan informasi ke Masyarakat dengan utuh dan benar, jangan sekedar menakut-nakuti masyarakat tanpa kita sampaikan solusi serta perkembangan penanganan. Kunjungi mereka saat Isolasi, berikan semangat agar imun tubuh mereka tidak turun dan rutin tanyakan kesehatannya walaupun melalui media sosial yang ada, perhatian kita sangat dibutuhkan mereka dalam kondisi seperti ini. Bahkan sebagian masyarakat merasa ketakutan kalau menyapa dari jarak dekat dan mengunjungi penderita akan ikut diisolasi katanya.

Untuk penanganan dan pencegahan Covid-19 ini tentu dengan tetap menjaga kesehatan yaitu makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, rutin berolah raga dan tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan dengan jargon 5M (Memakai masker, mencucui tangan dengan air mengalir mengunakan sabun/hand sanitaizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas).

Kita harus menjauhi penyakitnya tetapi jangan jauhi orangnya. Salam sehat.#Waee*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *